Kamis, 03 November 2011

Teknis Transplantasi Terumbu Karang Metode Lepas Dasar


            Transplantasi karang metode lepas dasar merupakan metode yang sangat sederhana, praktis, mudah dan memerlukan biaya yang lebih murah, sebab dalam metode ini tidak menggunakan rak besi.  Metode lepas dasar hanya dilakukan dengan cara meletakkan substrat di dasar perairan pada lokasi transplantasi yang terbuat dari beton semen yang dipasang pipa PVC yang lebih kecil sebanyak 4 (empat) buah per substrat. Melalui pipa PVC inilah, bibit karang diikat dengan kuat supaya tidak terlepas.  Jadi, jika kita membuat 50 buah substrat, berarti kita telah mentransplantasi sebanyak 200 bibit karang.
            Transplantasi metode lepas dasar ini ditulis berdasarkan pengalaman dan rekayasa teknologi dari penyuluh perikanan (penulis) yang sudah dipraktekkan di desa binaan dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat setempat.
            Secara teknis, ada beberapa tahap yang dilakukan dalam membuat transplantasi metode lepas dasar ini, antara lain :

1.    Persiapan
Sebelum melakukan pembuatan transplantasi harus disiapkan terlebih dahulu  alat dan bahan yang diperlukan.  Alat dan bahan ini meliputi :
a.     Cetakan substrat                             =  Min. 1 buah
b.     Pipa paralon /PVC yang kecil             =  10 batang
(untuk instalasi listrik)                      
c.     Semen                                           =  1 sak
d.     Pasir kasar                                       =  Secukupnya
e.     Taging (Kertas Nama)                       =  50 – 60 lembar
yang sudah dilaminating
f.      Lem plastik                                      =  5 batang
g.     Klem plastik (Pengikat bibit)               =  3 bungkus
h.     Paku kecil                                        =  Seperlunya
i.      Cetok                                              =  Seperlunya
j.      Kuas                                               =  Seperlunya

Untuk cetakan substrat, dapat diolah sendiri dengan cara sebagai berikut :
Potong pipa paralon/PVC 10 in dan 5 in masing-masing setinggi 10 cm, kemudian belahlah secara pertikal pipa yang 10 in hingga mudah dibuka, ini dimaksudkan agar memudahkan proses pelepasan antara pipa dan adonan semen pada saat pencetakan substrat.  Pada sebelah kiri diikatkan semacam tali pengaman yang dikaitkan pada paku di sebelah kanan (supaya mudah, paku dipotong).  Hal ini dimaksudkan agar pada saat pencetakan substrat, posisi cetakan tetap dan tidak berubah menjadi lebih besar, yang dikarenakan pipa dipotong secara vertical tadi.  Untuk memudahkan dalam proses pencetakan, maka di bagian kiri dan kanan pipa 10 in tadi diberi pegangan, sehingga kalau kita mau melepas adonan dengan cetakan, tinggal menarik pegangan kea rah luar, maka cetakan pun terbuka dan siap kita angkat, sedangkan adonan semen tertinggal di bawah/di lantai.  Pada saat melakukan pencetakan, pipa 10 in berada di luar, sedangkan yang 5 in berada di dalam.  Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar berikut :

2.    Pelaksanaan
a.     Pembuatan Substrat Beton
Setelah cetakan selesai diolah, maka tahap selanjutnya adalah membuat substrat beton yang bahannya terdiri dari adonan semen dan pasir dengan perbandingan 1 : 3 bagian, adonan diaduk harus benar-benar rata agar kuat dan tidak mudah merembes dan rusak di dalam air akibat terkena arus air.  Adonan jangan terlalu encer, agar dalam pencetakan mudah memisahkan cetakan dan substratnya.
Setelah adonan selesai, pasang cetakan sedemikian rupa, lalu masukkan sedikit demi sedikit adonan semen ke dalam cetakan (yang diisi adonan adalah ruang antara pipa besar dan kecil, sedangkan ruang bagian dalam pipa kecil dibiarkan kosong untuk memasukkan tangan mengambil pipanya).  Masukkan adonan sambil ditumbuk dengan kayu agar substrat yang dihasilkan lebih padat dan kuat.  Namun sebelumnya, tali pengaman sudah terpasang agar cetakan tidak berubah bentuk akibat tekanan penumbukkan tadi.
Setelah adonan semen mencapai permukaan pipa, pertama-tama yang harus dilakukan adalah menancapkan pipa paralon paling kecil (pipa instalasi listrik) yang sudah dipotong-potong ukuran 12 cm sebanyak 4 buah per unit substrat sambil meratakan ke 4 permukaannya.  Setelah itu, dibawa ketempat dimana kita mau mengeringkannya, lalu taruh di tanah kemudian masukkan genggaman tangan ke bagian dalam pipa kecil (5 in), tekan pipa supaya bergerak dan putar ke kiri dan ke kanan secara perlahan dan bergantian sambil mengangkat pipa agar terpisah dari adonan.  Setelah terlepas,   kemudian lepaslah tali pengaman dan tarik pegangan ke arah luar agar pipa terpisah dengan adonan substrat, kemudian tarik ke atas secara perlahan.  Dengan demikian, kedua pipa sudah terpisah dari subtrat yang terletak di lantai/tanah lalu diratakan dengan kuas, kemudian keringkan sekitar 2 – 4 hari sampai benar-benar kering.  Supaya ini berhasil, perlu diingat bahwa adonan semen jangan terlalu encer.  Berdasarkan pengalaman, dalam 1 sak semen dihasilkan antara 50 – 60 buah substrat transplantasi atau  200 – 240 buah bibit karang yang ditransplantasi.         
Setelah benar-benar kering, agar lebih kuat, pipa plastik (untuk instalasi listrik) yang dalamnya masih kosong ini diisi dengan adonan semen dan air supaya tidak pecah dan tahan lama.  

  b.     Pemasangan Taging (Kertas Nama)
Setelah substrat dirasa sudah benar-benar kering, maka tahap selanjutnya adalah pemasangan tagging pada masing-masing substrat.  Pemasangan ini dilakukan untuk mempermudah monitoring nantinya, bias diketahui bibit yang berada disubstrat mana aja yang pertumbuhannya baik, kurang baik, rusak, dan lain sebagainya.
Pemasangan ini dilakukan dengan cara mengelem taging (yang sudah dilaminating, agar tidak basah dan rusak) pada substrat, untuk menambah daya kuat maka bias ditambak dengan memakunya secara perlahan dengan paku ukuran kecil.


c.     Launching Ke Perairan Laut
1.  Survey calon lokasi pengambilan bibit
2.  Survey calon lokasi peletakkan substrat
3.  Pengambilan bibit karang
4.  Pengikatan bibit karang ke substrat
5.  Peletakkan substrat ke dasar perairan

Setelah selesai semua, tahap berikutnya adalah launching atau peletakkan/penenggelaman substrat yang sudah diikatkan bibit ke perairan laut.  Sebelumnya, harus dilakukan terlebih dahulu calon lokasi pengambilan bibit karang dan lokasi peletakkan substrat.  Usahakan jangan sampai terlalu jauh, untuk mempermudah pengangkutan (transportasi bibit).  Lokasi pengambilan bibit karang dan peletakkan bibit kondisi kualitas airnya harus relatif sama dan jangan sampai terlalu mencolok perbedaannya.  Pengambilan bibit dilakukan dengan menggunakan tang atau penjepit serta harus memakai kaos tangan supaya tidak luka terkena karang dan ditempatkan dalam keranjang atau wadah yang mudah dibawa saat menyelam.
Pada saat melakukan pengikatan bibit pada substrat, bibit karang harus tetap berada dalam air, dengan menaruhnya di dalam bak atau baskom yang diisi air.  Bibit karang diikatkan pada masing-masing substrat pada pipa paralon (1 buah substrat terdiri dari 4 buah bibit karang).
Setelah selesai pengikatan bibit, maka substrat harus segera ditenggelamkan ke dasar perairan. Hal ini dimaksudkan agar bibit karang tidak stress dan mempengaruhi survival rate (daya tahan hidup) karang itu sendiri. 
Bibit karang bisa diletakkan pada kedalaman antara 1 – 10 m, tergantung kondisi perairan yang ada.  Sangat diharapkan jika bibit karang diletakkan pada bagian yang terlindung dari hempasan ombak yang dapat menyebabkan kegagalan transplantasi karang.
Untuk mempermudah dalam mencari lokasi, sebaiknya diberi tanda berupa pelampung (buoy) yang dipasangi bendera.


3.    Monitoring
Tahap terakhir adalah monitoring, monitoring ini bertujuan untuk mengetahui kondisi bibit karang yang ditransplantasi, apakah berhasil atau tidak, yang meliputi SR, pertumbuhan koloni dan individu karang, kondisi kualitas perairan serta faktor-faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup karang.
Monitoring dilakukan sebanyak 4 bulan sekali, jadi dalam 1 tahun dilakukan sebanyak 3 kali monitoring, tergantung kondisi cuaca dan laut.  Dengan adanya monitoring ini, dapat diketahui informasi mengenai hasil transplantasi karang. 
Akhirnya, setelah anda mengetahui, memahami dan mengilhami, semoga anda bisa menerapkan pada daerah/wilayah anda yang terumbu karangnya mengalami kerusakan.  Segala amal dan perbuatan yang ikhlas hanya mengharapkan ridho Allah SWT semata, dengan memberikan banyak keuntungan kepada sesama manusia (khususnya nelayan), insya allah akan mendapat ganjaran yang setimpal dari-Nya di akhirat kelak.
Semoga terumbu karang kita selalu jaya, lestari dan tumbuh kembang dengan baik. (echo).
SAVE OUR CORAL REEFS!!! 
Untuk masa depan kita, untuk anak cucu kita……
Amin ya rabbal alamiin.
Salam Lestari….!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar