Rabu, 02 November 2011

Pemasangan Lobster Trap Di Karang Ibu Sebagai Upaya Pelestarian Lobster Air Laut


Apa itu "Lobster Trap"?
            Lobster trap adalah suatu alat atau bangunan mini yang di desain sedemikian  rupa dan digunakan untuk mengumpulkan anakan lobster, dengan adanya alat ini diharapkan akan menjadi sarang atau tempat hidup bagi lobster-lobster air laut.  Secara harpiah, bangunan ini disebut sebagai “rumah lobster” karena akan menjadi sarang lobster atau bisa juga disebut "lobster trap" karena anakan lobster akan tertarik dan terperangkap disana.  Dalam hal ini, lobster yang terperangkap tidak diambil/ditangkap, tetapi secara tidak langsung akan membuat sarang dan kawin, bertelur dan menetas disana.

Pemasangan Lobster Trap Di Karang Kima Angsana
            Alat ini dipasang oleh  Tim dari Fakultas Perikanan Unlam dan Tim dari Diskanlut Provinsi Kalsel pada hari selasa, 17 Juni 2008 yang melibatkan seluruh komponen masyarakat seperti nelayan, aparat desa, tokoh masyarakat dan  pemuda-pemuda desa Angsana serta tidak ketinggalan penyuluh perikanan yang ada di desa setempat.  Alat yang dipasang sebanyak 9 (sembilan) buah dan dipasang membentuk lingkaran di dasar laut.

            Pemasangan alai ini di sekitar Karang Ibu, salah satu karang yang terletak di pesisir desa Angsana tepatnya di sebelah timur muara Angsana dan merupakan salah satu fishing ground nelayan setempat dalam menangkap lobster air laut.


Alat atau bangunan ini  terbuat dari beberapa bahan, yaitu semen, pasir, air, pipa paralon dan besi betoniser serta jaring.  Pada bangunan ini dibuatkan beberapa lubang  di bagian bawah yang berguna sebagai tempat keluar masuknya anakan lobster ke dalam untuk bersembunyi.  Ukuran alat ini dengan diameter 80 cm dan tinggi 25 cm dengan ketebalan dinding keliling 10 cm.  Lobang ini diameternya 7 – 8 cm dan berjumlah 8 buah.  Pembutan lobang ini bisa dibuat cetakan dari pipa paralon supaya lebih mudah.

Tahap-tahap Pembuatan Lobster Trap
Pada bagian atas lobster trap dipasang besi-besi betoniser yang berfungsi untuk mengikat karang, sehingga selain sebagai  pelindung anakan lobster alat ini secara tidak langsung juga sebagai  subtrat untuk mentransplantasi terumbu karang.

Sebelum diletakkan ke dasar perairan, bangunan mini ini terlebih dahulu dilengkapi jaring (jaring trawl) yang diikat dan dimasukkan / diselipkan melalui besi-besi betoniser yang sudah terpasang sehingga akan membentuk suatu ”atap”, atap ini berguna melindungi anakan lobster dari para predatornya.



Lay Out Lobster Trap

Bangunan ini selain bertujuan untuk mengumpulkan anakan-anakan lobster air laut juga diharapkan dapat  menjadi sarang lobster dan tempat lobster  untuk menempelkan telur-telurnya.  Terumbu karang yang dipasang pada besi betoniser bagian atas akan tumbuh dan berkembang   sehingga menutupi bagian atas dan mirip dengan batu subtrat karang.




Lobster Trap Yang Siap Diceburkan Ke Dasar Laut
Bangunan ini akan melindungi anakan lobster yang baru menetas, hingga berukuran beberapa cm.  Setelah dewasa ia akan berpindah tempat menyesuaikan lingkungan hidup di sekitarnya (lingkungan terumbu karang). 


Secara teknis, penempatan bangunan ini haruslah di kawasan terumbu karang yang banyak terdapat lobsternya (seperti Karang Ibu Angsana), karena nelayan Angsana dan sekitarnya mengaku sering menangkap lobster di kawasan karang ini yang jaraknya hanya sekitar 500 m dari pesisir pantai.  JIka ditempatkan pada lokasi yang tidak ada lobsternya, mana mungkin anakan lobster bisa bersarang di bangunan ini.


Untuk mempermudah monitoring nanti, diambil titik koordinat lokasi dengan menggunakan GPS (Global Positioning System). (echo).
SAVE OUR CORAL REEFS...!!!
Untuk Anak dan Cucu Kita...!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar