Senin, 05 Desember 2011

Transplantasi Karang : Harus Dimonitor Secara Berkala!!!


Aku bersama tim monitoring
      Hembusan nafas tak henti-hentinya keluar dari mulutku, debaran jantungku terasa mau copot, keringatku yang sangat deras mengalir membanjiri seluruh tubuhku tak terasakan lagi, yang terasa hanya hawa dingin dan terpaan angin menghembus tubuhku pada saat aku dengan kencang mengendarai kendaraanku.   Bagaimana tidak, waktu sudah menunjukkan pukul 11.00 Wita, sementara  pihak Fakultas Perikanan Unlam yang dipimpin Bapak Ir. Suhaili Asmawi, MS, beserta rombongan sudah tiba di Angsana, smentara aku dan teman dari Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Kalimantan Selatan masih di perjalanan, tepatnya di wilayah desa Bunati, tinggal beberapa kilometer lagi baru sampai ke tujuan.

Ir. Suhaili Asmawi, MS
Setelah tiba di Angsana dan bertemu rombongan, kami langsung berangkat ke lokasi, pesisir pantai Angsana RT 06, tepatnya di rumah Habib Muksin untuk mempersiapkan segala sesuatunya.  Singkatnya, kami telah tiba di tempat tujuan dan langsung istirahat, kebetulan hujan pun turun sangat deras.

Setelah hujan teduh, sekitar pukul 15.00 Wita, kami  rombongan yang dipimpin oleh Bapak Ir. Suhaili Asmawi, MS sebanyak 10 orang yang terdiri dari 2 orang  Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Kalimantan Selatan, 2 orang Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tanah Bumbu (termasuk saya sendiri), 5 0rang dari Fakultas Perikanan Unlam Banjarbaru, 1 orang nelayan setempat, langsung berangkat menuju Karang Kima yang jaraknya kurang lebih 1,62 mil laut atau 3 km dari daratan (base camp).  Keadaan ombak masih tergolong besar, namun cuaca sudah agak teduh.

Aku dan hasil transplantasi
Setelah kurang lebih 20 menit kemudian, kami tiba di wilayah tujuan dan langsung melakukan penyelaman.  Karang Kima, itulah nama gugusan karang yang akan kami selami.  Namun, kondisi perairan pada saat itu masih bergelombang dan keruh.  Berdasarkan hasil pengukuran, pada saat itu kecerahan air hanya berkisar antara  30 - 50 cm saja, sehingga hasil pemotretan yang dilakukan sangat kurang jelas hasilnya.  Walaupun demikian, kami masih tetap melakukan diving (penyelaman dengan alat scuba) dan snorkling (berenang dengan menggunakan snorkel).  Sebelum melakukan penyelaman, segala sesuatunya terlebih dahulu harus disiapkan dengan matang.

Sebagai tanda keberhasilan penyelaman, telah diambil sampel transplantasi terumbu karang yang sudah ditebar selama kurang lebih 6,5 bulan (penebaran dilakukan akhir 2006).  Pada saat pengambilan dan pengamatan sampel, ternyata terumbu karang yang ditransplantasikan tersebut tumbuh dan mulai berkembang sedikit demi sedikit.  Kebanyakan genus bibit yang ditanam ini adalah genus Acropora, sebab genus ini bentuk fisiknya merupakan karang bercabang dan cepat tumbuh bila dibandingkan karang genus lain (seperti Favia, Favites, Goniastera, dll).

Bang Jeb dan hasil transplantasi
            Setelah beberapa jam di laut, semua data dan informasi yang diperlukan  pun sudah terkumpul, dengan merasa sangat puas, tepat pukul 17.00 Wita, kami pun kembali ke base camp untuk membersihkan dan mengemasi peralatan diving, agar awet hingga sampai ke petualangan di laut selanjutnya.  Pada saat itu, hati kecilku bergumam, "sayang banget cuacanya hari ini, belum puas aku dibuatnya.  Nanti kalo cuaca sudah teduh, aku akan kembali kesana untuk melihatnya."  sembari kata hati kecilku pertanda kecewa. (echo).
SAVE OUR CORAK REEFS!!!
Oleh : Eko Prio Raharjo, S.Pi - Pemerhati Terumbu Karang