Minggu, 01 Januari 2012

Apa Itu "Bioreef"...???


Apakah bioreef itu?
Bioreef berasal dari kata “bio” artinya hidup dan “reef” artinya terumbu karang, jadi pengertian bioreef disini adalah suatu upaya untuk menumbuhkan terumbu karang secara alami dan ramah lingkungan.  Dalam hal ini, larva planula karang yang dihasilkan dari proses biologis (kawin) baik dengan cara membelah diri maupun seksual, akan melayang-layang di badan perairan dan akhirnya menempelkan diri pada substrat berupa batok kelapa (tempurung) yang telah didesain sedemikian rupa. 

Bagaimana asal usul bioreef itu?
Bioreef pertama kali diteliti oleh Balai Riset dan Observasi Kelautan (BROK) Kementerian Kelautan dan Perikanan di daerah Bali. Bioreef ini pertama kali di Kabupaten Tanah Bumbu diperkenalkan oleh Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Pontianak, dan ini merupakan pertama kali diuji coba di Pulau Kalimantan.  Bioreef ini dibuat dan dideploy di Karang Kima, Batu Anjir dan Batu Bajangan desa Angsana kecamatan Angsana kabupaten Tanah Bumbu dengan melibatkan pihak terkait seperti BPSPL Pontianak, BROK, FPIK Unlam, Diskanlut Kalsel, Dislutkan Tanbu, Penyuluh Perikanan (BP3KPD), Pemuda Sahabat Laut (PSL) Angsana, kelompok nelayan, kelompok POKMASWAS, perwakilan dari Bappeda, Dishub, Disbudpar dan tokoh masyarakat setempat.

Bagaimana prinsip dasar dan kegunaan bioreef itu?
Pertama, proses penempelan larva planula karang pada batok kelapa, baik hard coral maupun soft coral, hal ini terjadi setelah beberapa bulan pada saat deploy.  Kedua, penempatan bioreef hendaknya dilakukan pada wilayah terumbu karang yang masih baik sebab akan sangat membantu dalam penempelan planula karang (pada wilayah karang yang baik, tersedia/dihasilkan planula karang yang banyak pula).  Ketiga, setelah beberapa bulan dideploy dan sudah banyak planula karang yang menempel maka semua batok kelapa segera dipindahkan ke lokasi yang terumbu karangnya mengalami kerusakan (disarankan agar lokasi deploy tidak terlalu jauh dengan lokasi penebaran/pemindahan batok kelapa).  Untuk memperkuat posisi batok kelapa, bisa diberi pasak pada lobang yang ada di tengahnya (lobang bekas tiang aluminium).

Bagaimana bentuk bioreef secara fisik itu?
Berdasarkan hasil yang dibuat di Angsana, bioreef ini berbentuk segi empat persegi, dengan ukuran 50x50x5 cm (pxlxt) dan diberi 9 buah tiang aluminium dengan panjang tiang masing-masing 35 cm.  Ke 9 tiang tersebut diletakkan di tengah-tengah blok dasar berupa cor semen dan disusun dengan formasi 3x3 sesuai dengan ukuran batok kelapa yang ada, jika makin besar batok kelapa maka akan semakin besar pula blok dasar yang dibuat.  Masing-masing batok kelapa diberi lobang berbentuk segi empat dan dicor semen sesuai bentuk tiang aluminium agar mudah ditopang dan lebih kuat.  Untuk mempercepat penempelan larva, maka batok kelapa disusun sebanyak 4 lapis pada masing-masing tiang sehingga jumlah batok kelapa per unit bioreef ada sebanyak 3x3x4 = 36 buah.

Keterangan Gambar :

Batok kelapa
Blok semen



Tiang aluminium


Rangka besi


Klem plastik


:
:



:


:


:
Berfungsi sebagai media penempel planula karang. 
Berfungsi sebagai dasar/lantai bioreef, harus lebih kuat dan tahan lama, sebab setelah batok kelapa ditempeli planula karang dan dilepas dari tiang aluminium akan bisa digunakan untuk batok semen selanjutnya.
Berfungsi sebagai penahan batok kelapa agar kaut dan tidak bergerak sehingga mudah ditempeli/ditumbuhi planula karang.
Berfungsi sebagai penguat/pondasi blok semen dan tiang aluminium, juga sebagai tempat pegangan/  mengikat tali pada saat deploy berlangsung.
Berfungsi sebagai pengikat/pengunci susunan batok kelapa  supaya lebih kuat dan tidak mudah bergerak.

“BIOREEF is the way of concervancy,
Coral Reefs Rahabilitation……
SAVE OUR CORAL REEFS!!!”

Oleh : Eko Prio Raharjo, S.Pi - Pemerhati Terumbu Karang