Di pagi hari terdengar hiruk kikuk memecah di tengah keheningan dan gemerisik gelombang lautan, yang diwarnai dengan langit biru yang menambah nuansa damai. Sedamai hati orang-orang yang berada di atas kapal itu.
Beberapa
buah kapal telah tiba di gugusan Batu Anjir, Angsana, Tanah Bumbu, dengan
dilengkapi perlengkapan snorkeling dan pelampung, terlihat suasana riang dan
gembira bagi pelancong yang berasal dari berbagai daerah untuk menyaksikan
keindahan terumbu karang yang cukup unik ini.
Tua dan muda, miskin dan kaya,
lelaki dan perempuan, dewasa dan anak-anak, mereka semua berdatangan untuk
menyaksikan pesona bawah laut yang sangat berharga ini. Namun, perlu diingat, semakin banyaknya yang
berdatangan, semakin banyak yang melihat dan berdekatan secara langsung dengan
terumbu karang, maka resiko atau dampak kerusakannya juga cukup berpotensi. Untuk itu, sangat diperlukan upaya atau
pengelolaan yang berwawasan ramah lingkungan dan berbasis masyarakat, agar
sumberdaya hayati yang kita banggakan ini bisa berlangsung lama hingga anak
cucu kita kelak.
Alhamdulillah,
berdasarkan hasil interview dan wawancara dari pengunjung yang berdatangan,
mereka sangat puas atas pelayanan dan menyaksikan terumbu karang secara
langsung.
Berdasarkan
pengamatan di lapangan, pengunjung yang datang tidak hanya berasal dari
masyarakat lokal saja, tetapi juga dari luar kabupaten, luar provinsi, dan bahkan
dari luar negeri (Jepang, Belanda dan Itali).
Untuk menikmati keindahan terumbu
karang ini, pengujung hanya membayar sewa kapal sebesar Rp 350.000,- per buah
kapal dan sewa alat snorkeling Rp 30.000,- per set (terdiri dari masker,
snorkel dan pelampung). Untuk menghemat
biaya pengunjung bisa mencater kapal per rombongan dengan maksimal 8 – 12 orang
per buah kapal. Bagi pengunjung yang mau
menginap, bisa menginap di MP Resort dengan tarif sekitar antara Rp 400.000,-
s/d Rp 650.000,- per buah kamar atau menginap di homestay penduduk dengan tarif
sekitar antara Rp 250.000,- s/d Rp 400.000,- per buah.
Kalo
kita lihat hal seperti tersebut di atas, maka jelaslah sudah dengan adanya
pengembangan wisata bahari ini telah meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar. Dengan didasari dan dilatar belakangi upaya
pelestarian atau konservasi terumbu karang secara kontinyu dan mengeksposenya
ke media massa (media elektronik, media tayang, media terdengar dan media
cetak), alhasil, sekarang masyarakat sekitar sudah memanen hasilnya.
Ayo… mari kita
lestarikan terumbu karang kita melalui kegiatan wisata bahari, belajar sambil
berwisata, berwisata sambil konservasi!!!
Oleh : Eko Prio Rahrjo, S.Pi-Pemerhati Terumbu Karang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar