Senin, 05 Januari 2015

Angsana Snorkeling Trip


Maaa….lihat, itu ikannya buanyaaaak banget, ambilin buat Adi maaaaa…..” teriak seorang anak kepada ibunya yang tengah berada di atas kapal.  Sementara di kapal sebelahnya, seorang anak perempuan lagi berujar kepada bapaknya : “Pah…. kok gini… mana ada ikannya??? Cariin dong pah ikan untuk Umi”.
Di pagi hari terdengar hiruk kikuk memecah di tengah keheningan dan gemerisik gelombang lautan, yang diwarnai dengan langit biru yang menambah nuansa damai.  Sedamai hati orang-orang yang berada di atas kapal itu.
Beberapa buah kapal telah tiba di gugusan Batu Anjir, Angsana, Tanah Bumbu, dengan dilengkapi perlengkapan snorkeling dan pelampung, terlihat suasana riang dan gembira bagi pelancong yang berasal dari berbagai daerah untuk menyaksikan keindahan terumbu karang yang cukup unik ini.
Tua dan muda, miskin dan kaya, lelaki dan perempuan, dewasa dan anak-anak, mereka semua berdatangan untuk menyaksikan pesona bawah laut yang sangat berharga ini.  Namun, perlu diingat, semakin banyaknya yang berdatangan, semakin banyak yang melihat dan berdekatan secara langsung dengan terumbu karang, maka resiko atau dampak kerusakannya juga cukup berpotensi.  Untuk itu, sangat diperlukan upaya atau pengelolaan yang berwawasan ramah lingkungan dan berbasis masyarakat, agar sumberdaya hayati yang kita banggakan ini bisa berlangsung lama hingga anak cucu kita kelak.
Sebagai penyuluh perikanan yang konsen dibidang konservasi, saya selalu giat dan tak pernah putus asa dalam memberikan arahan, bimbingan dan pembinaan bagi kelompok pelaku utama perikanan yang ada di kawasan terumbu karang.  Selain memberikan arahan dan bimbingan, saya juga terjun secara langsung ke lapangan sebagai guide atau pemandu wisata ke terumbu karang, dengan maksud untuk melaksanakan S.O.P guna meminimalisir dan menghindari resiko bahaya dan ancaman yang ada baik bagi terumbu karang maupun bagi pengunjung itu sendiri.
Dalam melakukan pendampingan ke pengunjung, sebelum ke lokasi karang (laut) biasanya pengujung diberikan arahan mengenai S.O.P (Standart Operasional Prosedur) snorkeling, bahaya-bahaya saat snorkeling, cara snorkeling yang baik dan ramah lingkungan juga transplantasi karang dan praktik langsung di lapangan.  Bahan dan materi penyuluhan tersebut disampaikan secara lisan dan tertulis, artinya penyuluh perikanan membagikan leaflet kepada para pengunjung yang datang.
Alhamdulillah, berdasarkan hasil interview dan wawancara dari pengunjung yang berdatangan, mereka sangat puas atas pelayanan dan menyaksikan terumbu karang secara langsung.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, pengunjung yang datang tidak hanya berasal dari masyarakat lokal saja, tetapi juga dari luar kabupaten, luar provinsi, dan bahkan dari luar negeri (Jepang, Belanda dan Itali).
Untuk menikmati keindahan terumbu karang ini, pengujung hanya membayar sewa kapal sebesar Rp 350.000,- per buah kapal dan sewa alat snorkeling Rp 30.000,- per set (terdiri dari masker, snorkel dan pelampung).  Untuk menghemat biaya pengunjung bisa mencater kapal per rombongan dengan maksimal 8 – 12 orang per buah kapal.  Bagi pengunjung yang mau menginap, bisa menginap di MP Resort dengan tarif sekitar antara Rp 400.000,- s/d Rp 650.000,- per buah kamar atau menginap di homestay penduduk dengan tarif sekitar antara Rp 250.000,- s/d Rp 400.000,- per buah.
Kalo kita lihat hal seperti tersebut di atas, maka jelaslah sudah dengan adanya pengembangan wisata bahari ini telah meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar.  Dengan didasari dan dilatar belakangi upaya pelestarian atau konservasi terumbu karang secara kontinyu dan mengeksposenya ke media massa (media elektronik, media tayang, media terdengar dan media cetak), alhasil, sekarang masyarakat sekitar sudah memanen hasilnya.
Ayo… mari kita lestarikan terumbu karang kita melalui kegiatan wisata bahari, belajar sambil berwisata, berwisata sambil konservasi!!! 
Oleh : Eko Prio Rahrjo, S.Pi-Pemerhati Terumbu Karang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar