Apa itu "Lobster
Trap"?
Lobster
trap adalah suatu alat atau bangunan mini yang di desain sedemikian rupa dan digunakan untuk mengumpulkan anakan
lobster, dengan adanya alat ini diharapkan akan menjadi sarang atau
tempat hidup bagi lobster-lobster air laut.
Secara harpiah, bangunan ini disebut sebagai “rumah lobster” karena akan menjadi sarang lobster atau bisa juga disebut "lobster trap" karena anakan lobster akan tertarik dan terperangkap disana. Dalam hal ini, lobster yang terperangkap tidak diambil/ditangkap, tetapi secara tidak langsung akan membuat sarang dan kawin, bertelur dan menetas disana.
Pemasangan Lobster Trap Di Karang Kima Angsana |
Alat
ini dipasang oleh Tim dari Fakultas Perikanan Unlam dan Tim dari Diskanlut Provinsi Kalsel pada hari
selasa, 17 Juni 2008 yang melibatkan seluruh komponen masyarakat seperti
nelayan, aparat desa, tokoh masyarakat dan
pemuda-pemuda desa Angsana serta tidak ketinggalan penyuluh perikanan
yang ada di desa setempat. Alat yang
dipasang sebanyak 9 (sembilan) buah dan dipasang membentuk lingkaran di dasar
laut.
Pemasangan
alai ini di sekitar Karang Ibu, salah satu karang yang terletak di pesisir desa
Angsana tepatnya di sebelah timur muara Angsana dan merupakan salah satu fishing ground nelayan setempat dalam
menangkap lobster air laut.
Alat atau bangunan
ini terbuat dari beberapa bahan, yaitu
semen, pasir, air, pipa paralon dan besi betoniser serta jaring. Pada bangunan ini dibuatkan beberapa
lubang di bagian bawah yang berguna
sebagai tempat keluar masuknya anakan lobster ke dalam untuk bersembunyi. Ukuran alat ini dengan
diameter 80 cm dan tinggi 25 cm dengan ketebalan dinding keliling 10 cm. Lobang ini diameternya 7 – 8 cm dan berjumlah
8 buah. Pembutan lobang ini bisa dibuat
cetakan dari pipa paralon supaya lebih mudah.
Tahap-tahap Pembuatan Lobster Trap |
Pada bagian atas lobster trap dipasang besi-besi betoniser yang berfungsi
untuk mengikat karang, sehingga selain sebagai
pelindung anakan lobster alat ini secara tidak langsung juga
sebagai subtrat untuk mentransplantasi
terumbu karang.
Sebelum diletakkan ke dasar perairan, bangunan mini ini terlebih dahulu
dilengkapi jaring (jaring trawl) yang diikat dan dimasukkan / diselipkan
melalui besi-besi betoniser yang sudah terpasang sehingga akan membentuk suatu ”atap”,
atap ini berguna melindungi anakan lobster dari para predatornya.
Lay Out Lobster Trap |
Bangunan ini selain bertujuan untuk mengumpulkan anakan-anakan lobster air
laut juga diharapkan dapat menjadi
sarang lobster dan tempat lobster untuk
menempelkan telur-telurnya. Terumbu
karang yang dipasang pada besi betoniser bagian atas akan tumbuh dan
berkembang sehingga menutupi bagian atas
dan mirip dengan batu subtrat karang.
Lobster Trap Yang Siap Diceburkan Ke Dasar Laut |
Bangunan ini akan melindungi anakan lobster yang baru menetas, hingga
berukuran beberapa cm. Setelah dewasa ia
akan berpindah tempat menyesuaikan lingkungan hidup di sekitarnya (lingkungan terumbu
karang).
Secara teknis, penempatan bangunan ini haruslah di kawasan terumbu karang yang banyak terdapat lobsternya (seperti Karang Ibu Angsana), karena nelayan Angsana dan sekitarnya mengaku sering menangkap lobster di kawasan karang ini yang jaraknya hanya sekitar 500 m dari pesisir pantai. JIka ditempatkan pada lokasi yang tidak ada lobsternya, mana mungkin anakan lobster bisa bersarang di bangunan ini.
Untuk mempermudah monitoring nanti, diambil titik koordinat lokasi dengan menggunakan GPS (Global Positioning System). (echo).
SAVE OUR CORAL REEFS...!!!
Untuk Anak dan Cucu Kita...!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar