Terumbu karang
merupakan kumpulan biota-biota laut yang membentuk suatu ekosistem di perairan
laut yang dangkal. Walaupun terumbu
karang sangat lambat pertumbuhannya, namun bisa kita budidayakan dengan cara
mencangkok atau yang lebih dikenal dengan istilah “transplantasi”. Transplantasi karang ini banyak macam atau
metodenya, diantaranya transplantasi metode rak besi, metode tancap/patok, dan ada
pula metode rantai. Namun saat ini yang
paling sering dilakukan oleh masyarakat/instansi biasanya metode rak besi
ini, namun biayanya lumayan mahal.
Kondisi subtrat yang sudah siap dilaunching ke dasar laut |
Demplot atau
percontohan transplantasi karang metode dasar ini dilakukan oleh penyuluh
perikanan desa Angsana, sebagai wujud kepedulian terhadap rehabilitasi terumbu
karang dengan dana swadaya dengan melibatkan nelayan setempat seperti Kelompok
Nelayan, Kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS), tokoh masyarakat, aparat
desa, Karang Taruna dan tidak ketinggalan pula PSL (Pemuda Sahabat Laut) desa Angsana.
Kegiatan ini
dilakukan dengan menempuh beberapa tahap diantaranya persiapan, pelaksanaan dan
monitoring kegiatan. Pada tahap
persiapan, dilakukan pembuatan substrat transplantasi yang terdiri dari adonan
semen, batu dan pasir (cor) yang dicetak pada cetakan yang terbuat dari pipa
paralon yang berdiameter 8 dan 5 in kemudian memberi label (tagging) pada
substrat tersebut untuk memudahkan pemantauan nanti. Kemudian tahap pelaksanaan kegiatan dilakukan
launching ke perairan laut dengan melibatkan masyarakat setempat. Pada tahap monitoring, dilakukan pemantauan
selama 4 bulan sekali, jadi dalam 1 tahun dilakukan sebanyak 3 kali
monitoring. Kegiatan monitoring rencana
akan dilakukan pada bulan Mei, September dan bulan Desember 2009 mendatang,
dengan melakukan pendataan mengenai pertumbuhan dan SR (survival rate) atau
tingkat kelangsungan hidup karang serta kondisi kualitas perairan di lokasi
transplantasi karang.
Kegiatan
ini dilakukan selama 1 bulan (desember 2009) dari persiapan sampai launching ke
perairan laut. Transplantasi ini ditanam
di sebelah utara Karang Kima Angsana tepatnya pada titik koordinat 003° 47’ 31.6” LS dan 115° 36’ 29.5” BT yang
ditanam tanggal 28 Desember 2009 silam.
Lokasi ini dipilih karena cukup tenang sehingga aman dan terhindar dari
gempuran ombak karena terlindung oleh gugusan karang.
Kegiatan
ini berguna untuk percontohan bagi masyarakat setempat dalam mentransplantasi
terumbu karang, dimana jika dibandingkan dengan metode rak besi, metode ini
lebih sederhana dan biaya yang dikeluarkan pun lebih murah. Bibit karang yang digunakan berasal dari
sekitar lokasi dimana transplantasi karang akan dilakukan, yakni dari Karang
Kima itu sendiri.
Tahap-tahap pelaksanaan demplot transplantasi karang metode lepas dasar |
Untuk mempermudah
dalam monitoring nanti, lokasi transplantasi diberi tanda berupa bendera biru
yang diikatkan pada pelampung (buoy).
Substrat transplantasi ini ditanam sebanyak 50 buah dimana dalam 1 buah
substrat terdapat 4 buah bibit karang, hingga total semua bibit karang yang
ditransplantasi ada sebanyak 200 buah bibit.
Transplantasi ini ditanam dengan mengikatkan bibit karang pada substrat
transplantasi kemudian diletakkan di dasar perairan di lokasi terumbu karang
yang akan direhabilitasi (ditransplantasi).
Pengikatan karang dilakukan dengan mengikatkan bibit karang ke pipa
paralon kecil menggunakan klem plastik. (echo).
Akhirnya mari kita semua untuk dapat menjaga
dan melestarikan terumbu karang :
SAVE OUR CORAL REEFS…!!!
“Terumbu Karang sehat ikan melimpah, terumbu karang rusak ikan pun
musnah”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar