Teknis pengikatan bibit karang |
Tidak ketinggalan pula, Penyuluh Perikanan,
Tenaga Pendamping PUMP, staf Dinas Kelautan dan Perikanan turut serta dalam
kegiatan tersebut. Sebab, kegiatan ini
terlaksana atas dukungan dan dibiayai oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kab.
Tanah Bumbu.
“Ayo…..akhirna
jadi jua hari ini kita mencaburakang transplantasi karan kita” kata salah
seorang nelayan dengan penuh semangat, walaupun mengatakannya dengan logat
Bugis yang terbata-bata. Maklum, hampir 99% penduduk di desa ini adalah Suku Bugis. Kami pun hanya mengiyakannya. Akupun hanya menarik nafas panjang mengatur
nafas, bagimana tidak, sebanyak kurang lebih 150 buah subtrat transplantasi
yang beratnya berkisar antara 2 – 5 kg harus kami masukkan ke kapal secepatnya,
mengingat pada pagi hari cuaca masih teduh.
Setelah beberapa lama, seluruh subtrat karang
sudah berada di dalam kapal. Tanpa
menunggu waktu lagi kami pun segera ke tempat tujuan kami, yaitu Batu Anugerah
yang terletak di kawasan laut Kecamatan Sungai Loban. Karang ini diberi nama Batu Anugerah oleh
nelayan setempat, karena konon pada jaman dulu, ada kapal yang terdampar di
atas karang, namanya KM. Anugerah. Jadi,
hingga sekarang gugusan karang tersebut diberi nama Batu Anugerah.
Setelah selang waktu sekitar 30 menit, dengan
menggunakan alat navigasi GPS (Global Positioning System) kami sudah tiba di
Karang Batu Anugerah. Karang ini
memiliki cirri-ciri yang khas, yaitu pada saat air mengalami surut terendah,
gugusan karang ini timbul di atas permukaan air laut. Sesampai disana kami mulai mempersiapkan
segala sesuatunya, dari persiapkan alat snorkeling dan alat untuk mengambil
bibit karang.
Untuk menunjang keberhasilan karang yang ditransplantasi,
ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain :
1.
Lokasi
penempatan subtrat bibit jangan terlalu jauh dengan lokasi karang pengambilan
bibit karang. Hal ini dimaksudkan untuk
mempermudah dalam menempatkan subrat bibit, selain itu juga agar kondisi
perairan antara lokasi pengambilan bibit dan lokasi penempatan relatife sama.
2.
Bibit
karang harus diambil secara berhati-hati agar koloninya tetap sempurna dan
tidak hancur pada saat pengambilan bibit.
3.
Bibit
yang diambil harus bervariasi jenisnya, agar bisa dibandingkan hasil
pertumbuhannya.
4.
Lokasi
penempatan bibit harus masih terkena sinar matahari, hal ini dimaksudkan agar
karang bisa memasak makanannya dengan bantuan sinar matahari.
5.
Pada
saat melakukan pengikatan (di atas kapal), usahakan agar bibit karang jangan
terlalu lama terkena sinar matahari hingga mengakibatkan bibit karang menjadi
kering. Untuk mengantisipasi hal seperti
ini bibit karang bisa direndam dalam baskom atau styrofoam.
6.
Faktor
keselamatan penyelam atau pekerja sangat diutamakan, dengan menggunakan
peralatan safety (seperti pelampung, masker, snorkel, dll).
Sebelumnya, metode transplantasi seperti ini
sudah dilakukan di desa Angsana, kecamatan Angsana. Karena metode ini biayanya
lebih murah dan dianggap berhasil, maka dilakukan di desa-desa lainnya.
Bibit karang sebelum diceburkan |
Bibit karang setelah diceburkan |
Para
nelayan telah mendeploy (menceburkan) transplantasi ini dengan penuh
semangat, tak peduli panas dan terik matahari menerpa wajah dan tubuh mereka. Yang mereka tahu adalah bahwa terumbu karang
yang mereka tanam akan dapat tumbuh dengan baik, sebagaimana telah terbukti di
desa sebelumnya (Angsana).
Kedalaman lokasi deploy
transplantasi karang ini hanya mencapai
1,5 – 5 m saja, kisaran tersebut pada saat air surut terendah dan pasang
tertinggi. Kecerahan air mencapai 75 –
150 cm, karena pada saat deploy gelombang agak besar dan mengaduk dasar
perairan, namun lokasi ini terlindung gugusan karang sehingga kondisi perairan
di sekitarnya lumayan teduh.
Para nelayan mengaku sangat puas dengan hasil
kerja mereka. Mereka sangat berharap
agar kegiatan ini bisa dilaksanakan sesering mungkin dan sehingga pihak yang
bersangkutan bisa membantu dalam pendanaannya.
“Akhirnya….tuntun jua sudah gawiang kita….
mudahannya aja karannya bisa tumbuh subur.
Aming…” ucap salah seorang nelayan, dengan harapan agar kegiatan ini
bisa ditiru oleh nelayan di desa-desa sekitarnya.
Kegiatan transplantasi ini, terdiri dari
beberapa tahap antara lain :
1. Persiapan
a. Persiapan alat
dan bahan
b. Pembuatan
substrat (cor beton) beserta tiang penyangga terbuat dari pipa paralon
kecil (paralon listrik)
c. Pengeringan
2. Penceburan ke laut (Launching/deploy)
a. Persiapan alat
dan bahan
b. Pengambilan
bibit karang
c. Pelaksanaan
transplantasi
d. Penanaman bibit
karang ke dasar perairan
3. Monitoring
a. Persiapan alat
dan bahan
b. Pelaksanaan
monitoring ke dasar laut
c. Evaluasi dan
pelaporan
Perlu kita ketahuii bahwa desa Sungai Dua
Laut merupakan wilayah dominasi terumbu karang yang ada di Kabupaten Tanah Bumbu,
tepatnya di Kecamatan Sungai Loban.
Kecamatan ini terumbu karangnya
lebih banyak dari pada di Kecamatan Angsana.
Dapat kita katakan bahwa terumbu karang yang ada di Kecamatan Sungai
Loban (desa Sungai Loban, Sungai Dua Laut, Sebamban Lama dan Sebamban Baru)
sekitar 60% mewakili eksistensi terumbu karang yang ada di Kabupaten Tanah
Bumbu. Selebihnya berada di Kecamatan
Angsana dan Kecamatan Satui. Selain itu,
juga di Kecamatan Batulicin, Simpang Empat dan Kusan Hilir yang kondisinya
banyak yang tertutup sedimen, karena di ketiga kecamatan tersebut banyak
terdapat muara sungai dan diapit oleh selat. (echo)
“SAVE OUR CORAL REEFS...!!!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar