“BIOREEF”…. adalah
salah satu cara untuk menumbuhkan atau menempelkan bibit-bibit (planula)
terumbu karang, dengan bahan dasar terbuat dari batok (tempurung) kelapa. Cara ini cukup aman bagi karang dan sangat
ramah lingkungan. Pada prinsipnya,
planula karang yang ada di sekitar karang akan menempel pada permukaan batok
kelapa dan berkembang menjadi karang dewasa.
Di
Tanah Bumbu, bioreef ini pertama kali diperkenalkan oleh Balai Pengelolaan
Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Pontianak, kepada Pemuda Sahabat Laut (PSL)
Angsana, dengan difasilitasi oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Prov. Kalsel,
Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Tanah Bumbu dan Penyuluh Perikanan.
Sebelumnya, bioreef
ini telah diteliti dan direkomendasikan oleh Balai Riset dan Observasi Kelautan
(BROK) di daerah Bali. Sesuai dengan
arahan dan bimbingan yang diberikan oleh tim BPSPL Pontianak, setelah beberapa
minggu akhirnya para PSL Angsana pun berhasil membuat 11 buah bioreef yang akan
disebar di laut Angsana.
Bioreef ini dibuat dari cor semen
yang berukuran 50 x 50 x 5 cm ( p x l x t ) dengan 9 buah tiang aluminium, dimana
masing-masing tiang terdiri dari 4 susun batok kelapa yang bagian dalamnya
diberi lobang dan dilapisi semen.
Tepatnya selasa, 29 Juni 2010 silam,
ke 11 buah bioreef berhasil dideploy (diletakkan ke dasar laut) Angsana,
tepatnya di Karang Kima (4 buah), Batu Anjir (2 buah) dan Batu Bajangan (5
buah). Pada saat deploy ini, melibatkan PSL angsana, penyuluh perikanan
(BP3KPD), kelompok nelayan, dinas terkait seperti tim BPSPL Pontianak, BROK, Diskanlut
Kalsel, Dislutkan Tanbu, FPIK Unlam, serta perwakilan dari Bappeda, Dishub, Disbudpar,
kelompok nelayan dan masyarakat setempat. Tujuan dari kegiatan ini adalah
sebagai upaya pembelajaran dan motivasi bagi masyarakat agar dapat
mengaplikasikan dan mengembangkan metode yang ada guna melestarikan terumbu
karang yang ada di wilayah kabupaten Tanah Bumbu khususnya. Menurut Elvan, salah satu peneliti
BROK (Balai Riset dan Observasi Kelautan), batok kelapa yang digunakan pada
bioreef ini sangat ramah lingkungan dan dapat dicari lebih mudah, juga
mendayagunakan bahan yang tidak terpakai.
Hal ini sangat erat hubungannya melihat kondisi di kabupaten Tanah
Bumbu, batok kelapa sangat banyak dan sangat mudah ditemukan.
Dalam membuat bioreef, ada beberapa
bahan utama yang perlu dipersiapkan, diantaranya semen, besi betoniser, kawat,
batok kelapa, pipa aluminium persegi empat dan klem plastic. Sebelum dideploy ke laut, bioreef harus
benar-benar kering dan kuat agar tahan lama di dasar laut.
Dalam kesempatan ini, Ir. Andi
Riswandi, M.Si, selaku Kepala BPSPL Pontianak menyebutkan pasca kegiatan deploy
bioreef ini hendaknya jangan sampai disini saja, dia sangat berharap, agar
nantinya ada kegiatan monitoring yang dilakukan oleh PSL/masyarakat Angsana dan
penyuluh perikanan yang ada di lapangan yang dilakukan secara kontinyu dan
berkelanjutan. (echo).
SAVE OUR CORAL REEFS...!!!
Selamatkan Terumbu Karang Untuk Anak Cucu Kita...!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar