Ketua IPKANI Tanah Bumbu, Sang Instruktur Pelatihan |
Materi yang disampaikan meliputi Teknis
Transplantasi Karang Metode Lepas Dasar, Pengenalan Fungsi dan Peranan Alat
Snorkeling, Standar Operasional Snorkeling, dan Masalah-masalah Yang Timbul
Saat Melakukan Snorkeling. Selain itu, pada
kegiatan ini tidak hanya materi saja yang disampaikan, tetapi para peserta juga
langsung praktek ke laut Angsana. Sebagai Narasumber, Eko Prio Raharjo, S.Pi,
yang juga Ketua DPC. IPKANI Tanah Bumbu.
Sang Instruktur Mempraktekkan Teknis Transplantasi |
Tujuan kegiatan bimtek ini antara lain
adalah sebagai berikut :
- Untuk memperkenalkan terumbu karang yang ada di Kabupaten Tanah Bumbu
- Untuk memperkenalkan teknis transplantasi
karang yang ada (metode lepas dasar)
- Untuk memperkenalkan alat snorkeling dan
cara menggunakannya
- Untuk memotivasi para peserta supaya bisa
dan tertarik untuk melestarikan terumbu karang ke depan
- Untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan perilaku serta pengalaman ke arah pelestarian terumbu karang
- Untuk melestarikan terumbu karang yang ada di Kabupaten Tanah Bumbu khususnya dengan melibatkan masyarakat umum.
Materi yang disampaikan berupa teori dan
praktek, untuk teori dilakukan pada Sabtu malam (malam Minggu) tanggal 08
Februari 2014 bertempat di Posko Pantai Angsana yang juga merupakan Pos
Penyuluhan. Pada malam ini, para peserta
diperkenalkan mengenai arti dan peran terumbu karang beserta gambarnya,
peralatan snorkeling (masker, snorkel dan fin).
Sedangkan pada pagi harinya (Minggu siang) tanggal 09 Februari 2014, setelah
sarapan, materi dilanjutkan dengan materi SOP snorkeling dan masalah-masalah
yang timbul saat melakukan snorkeling.
Materi ini disampaikan dengan maksud bahwa para peserta telah
menguasainya sebelum turun ke lapangan, hingga diharapkan akan terhindar dari bahaya
dan hal-hal yang tidak diinginkan. Setelah
sarapan, para peserta langsung diarahkan untuk melakukan pemanasan selama ± 15
menit, setelah itu langsung bersiap-siap ke laut.
Photo Bareng Di Pantai Angsana |
Setelah beberapa saat, akhirnya para
peserta sudah menuju Batu Anjir, yang merupakan calon tempat untuk melakukan
transplantasi karang. Setelah sampai
disana, instruktur menjelaskan asal usul nama Batu Anjir dan sejarahnya,
kondisi terumbu karangnya, kemudian memaparkan teknik melakukan snorkeling yang
baik dan benar sesuai SOP yang ada. Tahap
pertama, yang dilakukan oleh peserta adalah praktek melakukan snorkeling
kemudian transplantasi karang. Sebab,
setelah peserta menguasai snorkeling baru bisa melakukan transplantasi karang. Pada tahap kedua, peserta diajarkan teknis
transplantasi yang meliputi :
1. Pemilihan calon lokasi
Untuk memilih calon lokasi transplantasi, peserta diajarkan dan
praktek mengenai cara memilih calon lokasi yang baik seperti dasar laut atau
kondisi karang yang rusak hingga terlihat rubble (patahan karang), dead coral
with alga (alga mati yang ditumbuhi lumut, serta adanya rock (bebatuan), dan
lain-lain.
2. Pengambilan bibit
Untuk mengambil bibit, peserta diajarkan teknik mengambil bibit
dengan menggunakan tang, setiap koloni karang hanya sebagian saja yang diambil,
jangan seluruhnya hingga akan bisa menghilangkan koloni atau individu karang
yang ada.
3. Pemotongan bibit
Peserta diajarkan dan praktek bagaimana cara memotong bibit karang
yang baik sehingga tidak melukai tangan dan tidak mengakibatkan karang stres
dan akhirnya mati.
4 Pengikatan bibit pada subtrat
Setelah bibit karang dipotong-potong dengan menggunakan tang,
peserta langsung praktek mengikat bibit pada subtrat di bagian pipa paralon
yang ada di tengah-tengah subtrat.
Pengikatan menggunakan kabel tis
dari plastik.
5. Deploy dan penyusunan di dasar laut
Pada tahap ini, masing-masing peserta langsung melakukan deploy
atau menceburkannya ke dasar laut dengan menaruhnya secara langsung sambil
menyusunnya dengan jarak ± 50 cm dari masing-masing subtrat.
6. Monitoring
Tahap monitoring hanya dijelaskan oleh
instruktur, karena monitoring ini dilakukan setelah transplantasi karang
dilakukan selama 3 bulan, 6 bulan atau bahkan 1 tahun sekali, tergantung dari anggaran
biaya, kondisi cuaca dan tujuan monitoring.
Setelah semua subtrat diceburkan semua,
materi selanjutnya adalah acara bebas, dalam kegiatan para peserta dipersilakan
melakukan snorkeling sepanjang tidak mengganggu biota laut dan tidak bertentangan
dengan standar operasional prosedur yang telah disampaikan. (echo).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar