Aku bersama tim monitoring |
Hembusan nafas tak henti-hentinya
keluar dari mulutku, debaran jantungku terasa mau copot, keringatku yang sangat deras
mengalir membanjiri seluruh tubuhku tak terasakan lagi, yang terasa hanya hawa
dingin dan terpaan angin menghembus tubuhku pada saat aku dengan kencang mengendarai
kendaraanku. Bagaimana tidak, waktu
sudah menunjukkan pukul 11.00 Wita, sementara
pihak Fakultas Perikanan Unlam yang dipimpin Bapak Ir. Suhaili Asmawi, MS,
beserta rombongan sudah tiba di Angsana, smentara aku dan teman dari Dinas
Perikanan dan Kelautan Propinsi Kalimantan Selatan masih di perjalanan, tepatnya
di wilayah desa Bunati, tinggal beberapa kilometer lagi baru sampai ke tujuan.
Ir. Suhaili Asmawi, MS |
Setelah tiba di Angsana
dan bertemu rombongan, kami langsung berangkat ke lokasi, pesisir pantai
Angsana RT 06, tepatnya di rumah Habib Muksin untuk mempersiapkan segala
sesuatunya. Singkatnya, kami telah tiba
di tempat tujuan dan langsung istirahat, kebetulan hujan pun turun sangat
deras.
Setelah
hujan teduh, sekitar pukul 15.00 Wita, kami rombongan yang dipimpin oleh Bapak Ir. Suhaili
Asmawi, MS sebanyak 10 orang yang terdiri dari 2 orang Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi
Kalimantan Selatan, 2 orang Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tanah Bumbu
(termasuk saya sendiri), 5 0rang dari Fakultas Perikanan Unlam Banjarbaru, 1
orang nelayan setempat, langsung berangkat menuju Karang Kima yang jaraknya
kurang lebih 1,62 mil laut atau 3 km dari daratan (base camp). Keadaan ombak masih tergolong besar, namun
cuaca sudah agak teduh.
Aku dan hasil transplantasi |
Setelah
kurang lebih 20 menit kemudian, kami tiba di wilayah tujuan dan langsung
melakukan penyelaman. Karang Kima, itulah nama gugusan karang yang akan kami selami. Namun, kondisi perairan pada saat itu masih
bergelombang dan keruh. Berdasarkan hasil pengukuran, pada saat itu kecerahan air hanya berkisar antara 30 - 50 cm saja, sehingga hasil
pemotretan yang dilakukan sangat kurang jelas hasilnya. Walaupun demikian, kami masih tetap melakukan
diving (penyelaman dengan alat scuba) dan snorkling (berenang dengan
menggunakan snorkel). Sebelum melakukan
penyelaman, segala sesuatunya terlebih dahulu harus disiapkan dengan matang.
Sebagai tanda keberhasilan penyelaman,
telah diambil sampel transplantasi terumbu karang yang sudah ditebar selama
kurang lebih 6,5 bulan (penebaran dilakukan akhir 2006). Pada saat pengambilan dan pengamatan sampel,
ternyata terumbu karang yang ditransplantasikan tersebut tumbuh dan mulai
berkembang sedikit demi sedikit. Kebanyakan genus bibit yang ditanam ini adalah genus Acropora, sebab genus ini bentuk fisiknya merupakan karang bercabang dan cepat tumbuh bila dibandingkan karang genus lain (seperti Favia, Favites, Goniastera, dll).
Bang Jeb dan hasil transplantasi |
Setelah
beberapa jam di laut, semua data dan informasi yang diperlukan pun sudah terkumpul, dengan merasa sangat puas,
tepat pukul 17.00 Wita, kami pun kembali ke base camp untuk membersihkan dan mengemasi
peralatan diving, agar awet hingga sampai ke petualangan di laut selanjutnya. Pada saat itu, hati kecilku bergumam, "sayang banget cuacanya hari ini, belum puas aku dibuatnya. Nanti kalo cuaca sudah teduh, aku akan kembali kesana untuk melihatnya." sembari kata hati kecilku pertanda kecewa. (echo).
SAVE OUR CORAK REEFS!!!
Oleh : Eko Prio Raharjo, S.Pi - Pemerhati Terumbu Karang
SAVE OUR CORAK REEFS!!!
Oleh : Eko Prio Raharjo, S.Pi - Pemerhati Terumbu Karang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar