Senin, 17 Agustus 2009

"Bangkitlah Kau...... Wahai Saudaraku....... !!!"


Pemerhati Terumbu Karang
        Pagi ini cuaca cukup cerah, terlihat lautan tenang yang luas bak cermin raksasa yang lagi terhampar.  Setelah beberapa saat dalam perjalanan tibalah aku bersama rekanku ke salah satu gugusan terumbu karang yang ada di desa Angsana Kec. Angsana Kab. Tanah Bumbu, Kalsel, yakni di Karang KIMA.  Karang Kima ini merupakan 1 dari 5 karang yang timbul ke permukaan air pada saat air laut mengalami pasang surut terendah, kedalaman karang ini berkisar antara 0 s/d 10 m dan luas ± 10 ha, dengan rataan terumbu (reef plat) yang rata-rata mengalami kerusakan, karena mengalami kekeringan yang disebabkan oleh panas terik matahari dan lain sebagainya.  Setelah mempersiapkan segala peralatan selam dan sedikit pemanasan, aku pun bersama rekanku mulai melakukan penyelaman di sekitar karang tersebut.  Pada saat “tuck dive” kulakukan, pada kedalaman 8 – 10 m kulihat jelas rombongan ikan-ikan yang memperhatikanku, seakan-akan mereka mengajakku bercengkerama, mengisahkan apa saja kejadian yang menimpa mereka disana.

           Terumbu karang, itulah namanya.  Terumbu karang merupakan ekosistem di dasar laut dangkal yang komunitas utamanya didominasi oleh  sejenis hewan berongga penghasil kapur, yang disebut polyp.  Pada bagian slove (lereng terumbu) Karang Kima ini terlihat jenis-jenis ikan yang terdiri lebih dari 11 family dan 47 spesies.  Pada bagian slove ini, banyak karang-karang yang masih sehat sehingga banyak pula ikan-ikan yang ada di sekelilingnya, seakan mereka terlihat senyum bahagia namun seakan-akan ada yang disembunyikannya.  "Tenangnya air laut saat itu, ternyata tidak setenang makhluk hidup yang ada di dalam sana......", hati kecilku berkata.

Kumohon....."tolonglah sahabatku ini...!!!"
Namun, setelah bergerak ke arah rataan terumbu, kulihat banyak patahan-patahan karang (rubble) yang telah ditumbuhi oleh lumut, berserakan kesana kemari.  Tak satupun ikan yang terlihat, yang ada hanyalah hamparan karang yang terkoyak, lemas dan tak karuan tempatnya.  Sambil merenung dan berfikir sejenak, tiba-tiba aku dikejutkan oleh seekor ikan kecil yang menyapaku, ia terlihat sedih dan bermuram durja, seakan-akan dia mengadu, memohon pertolongan dan menceritakan apa yang telah terjadi.  Namun, mereka hanyalah korban dan saksi bisu bagi perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab.

Hingga saat ini, terumbu karang dihadapkan pada berbagai gangguan, ancaman dan hambatan yang sangat mengkhawatirkan.  Bisa anda buktikan dengan melihat sendiri dengan mata kepala anda…
 
Dalam kesempatan yang berbahagia ini, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-64, marilah kita melakukan sedikit perubahan ke arah yang lebih baik dalam “mengisi kemerdekaan” khususnya ke arah lingkungan dan terumbu karang.  Sebab, keberhasilan pembangunan tidak hanya dilihat pada pembangunan fisik saja, tetapi juga pada SDM dan perilaku kita yang berpihak pada kelestarian lingkungan.  

Mari kita bangkitkan saudara-saudara kita yang telah mati, berumur ribuan tahun, saat ini mereka telah terdampar dan sedang sekarat (kritis), di….. dasar perairan.  Kalo kita anggap saudara, pasti kita akan peduli pada mereka kan? Nah, Bagaimana cara kita membangkitkannya? Caranya adalah dengan merehabilitasi, mengelola, menjaga dan memelihara mereka.  Cara merehabilitasi tersebut bisa dilakukan dengan “transplantasi karang” atau pencangkokan karang dan “pembuatan terumbu karang buatan” atau dengan “metode gabungan” dari kedua cara tersebut.

Semoga dengan memperingati hari ulang tahun bangsa kita ini, kita menjadi bangsa yang bermartabat, adil dan sentosa, selalu mengedepankan kepentingan masyarakat tanpa mengindahkan kelestarian lingkungan sekitar, tempat dimana kita berada.  Manfaatkan lingkungan dengan ramah lingkungan…

Dengan dihadapkan pada kenyataan seperti tersebut di lapangan, hati kecilku pun berkata : ”Teman… aku akan membangkitkanmu kelak,  akan aku buatkan istana yang lebih megah untuk kelangsungan hidupmu dan makhluk hidup yang hidup di sekelilingmu… Akan kuceritakan kepada dunia tentang apa yang kau rasakan”.  Alhamdulillah, setelah itu aku menjadi termotivasi untuk menulis dan menulis sebagai tanda curahan hati sahabatku yang ada di dalam laut yang akan kusampaikan pada khalayak ramai.  Dan, saat tulisan pertamaku mengenai terumbu karang ini kutulis hingga sampai sekarang aku Insya Allah akan tetap komitmen terhadap "pelestarian terumbu karang.Amin ya rabbal amaiin.
SAVE OUR CORAL REEFS!!!

Oleh : Eko Prio Raharjo, S.Pi - Pemerhati Terumbu Karang

Catatan :
Ini adalah tulisanku yang telah kukirim ke Redaksi B. Post untuk rubrik "Mimbar Opini" halaman 26 bagian bawah : "Mengisi Kemerdekaan RI" pada bulan Agustus Tahun 2009 yang lalu.  Tulisan ini kutulis hanya untuk mencurahkan perasaan (curhat) yang ada di hati kecilku semata mengenai dasar atau awal yang melatar belakangi komitmen dalam kegiatan "pelestarian" terumbu karang yang ada di Kabupaten Tanah Bumbu.  Dengan harapan bahwa "Dengan Memperingati Hari Kemerdekaan RI Ke-64 ini, kita akan menjadi bangsa yang mempunyai harkat dan martabat yang tinggi serta mempunyai komitmen yang tinggi terhadap upaya pelestarian lingkungan".